#eh Lainnya.
Pernah suatu ketika aku sangat menginginkan pacarku mati. #eh?
Pada kesempatan yg sama jg aku berpikir, akan menangis atau tidak. Karena tangisan bagiku hanyalah wujud ketidakrelaan saja. #eh
Hingga aku kemudian bisa terlepas dari orang yang 'meminta' apapun yang kupunya itu.
'Aku tidak suka lelaki peminta-minta!' Kataku suatu ketika. Menyusul kemudian; 'dan aku ingin kau mati saja' yg tdk kuucapkan.
Kemudian, ia meminta 'putus sementara', istilahnya. Yg langsung kuiyakan saja dgn catatan yg kutekankan; tdk akan ada hubungan lagi.
Pada dasarnya memang benar, ketika kata 'putus' diucapkan, maka ia akan menjadi virus ternakal, meskipun tdk terjadi perpisahan.
Aku rasa hal itu terjadi. Dan aku tidak suka persebaran yang dilakukan virus itu menjadikan bulat inginku; si pacar mati saja.
Kata kawanku, hal itu terjadi karena aku sebetulnya sdh punya pacar pengganti. Tidak juga. Aku tdk berhasrat untuk punya pengganti.
Meskipun beberapa kali aku temukan yg tampan, tp tdk punyai hasrat demikian.
Jujur saja, aku tdk suka membuang hajat di kepala org lain. Krna itu aku tdk suka jika permasalahan ini membawa org lain sebagai alasan.
Aku tidak ingin menimpakan masalahku pada orang lain. Dan itu mutlak menjadi prinsipku. Aku bukan 'si ratu tega' semacam itu. #eh
Aku hanya muak saja dengan apa yang dahulu kuimpikan; bertemu lelaki yang memiliki perpaduan sifat para mantan lelakiku dahulu, terjadi kemudian. #eh
Semacam kutukan mungkin? Dan aku sekarang benar-benar merasa ingin dia mati dalam arti sebenarnya suatu kematian. Hilang, enyah dari dunia. #eh
Aku jahat? Iya, untuk pikiran yang ini aku pun merasa demikian. Meskipun sebenarnya aku bukan tokoh antagonis, tapi saat ini aku menjadi sangat antagonis. #eh
Namun, di sisi lain selain menginginkan kematiannya. Aku juga merasa tidak begitu suka perpisahan (lagi) yang akan kujalani jika benar hal itu terjadi. #eh
Dan saat kupikir lagi. Rasanya perpisahan yang berakhir di kematian akan lebih baik ketimbang perpisahan yang berakhir di pelukan orang lain. #eh
Sekarang, bulat saja rasanya keinginan; si pacar mati saja, itu. Dan membawa semua rasa yang pernah ada dalam dada, juga kenangan lainnya. 'Lebih baik kamu mati saja dari pada terus menyakiti aku!' #eh
#eh, itulah tag yang kusisipkan di tiap kicauan siang ini. Sekedar racauan yang tiba-tiba melayang di kepala, dan kutuliskan kemudian.
0 Comments