Wan Anwar: Karangantu
kepadamu ingin kutunjukkan kerasnya hidup
matahari berkali-kali menggelincir dari dekapan
pagi sering terlalu singkat menghampiri
lihatlah deret perahu tertambat, drum-drum kosong
ceceran minyak di dermaga tua, bau bacin
melekat di rumah kumuh. Pasar seperti rimba belukar
penduduk sudah sama-sama bangkrut
mari susuri bentangan jalan ini, aspal berlobang
angkot-angkot tanpa penumpang
lalu-lalang orang, sepi turun dari keluasan langit
yang dulu terang benderang
ingin kutunjukkan kepadamu sisa masa silam
terbenam di laut yang mulai surut. Kanal-kanal bau busuk
tubuh panu dan berdaki, rambut gimpal tak tercukur
urat leher tercekik, perut tipis
kekerasan menyembul dari iga dan tulang pipi
siapakah kehilangan tanah air, hingga di kota
jauh dari jejak kraton, orang-orang turun ke jalan
membentangkan impian, menggadaikan para penduduk
kini kita di sini, seperti tiga anjing kampung
lapar dan galak mengunyah sisa detak
kepadamu, setelah ribuan perih menagih
kusodorkan gambar nyata keluarga
namun jangan kau tulis puisi –kata-katamu
tak akan mengubah gelap laut menjadi biru
2002
WAN ANWAR
0 Comments