Wan Anwar: Kau, Laut, Kata
di geladak sudah tercium kata-kata
anyir seperti bangkai, di antara bayang-bayang
kausebut hidup adalah perjudian
dan aku mengangguk
untuk yang tak terkata
kau mengarungi lautan, dengan riang
menjemput yang akan datang. Kaukutuk masa silam
sambil merapikan rambut dan kenangan
kapal melaju, sunyi merambat jauh
ke palung-palung di batinmu
di dasar laut takdir bisa saja semacam gurita
kemana kau berlayar ia akan mengantar
bersama waktu yang tak letih berkibar
di angkasa burung-burung terbakar
dibidik terik dan gerimis. Di lengkung langit
cakrawala menuju waktu, mengepungmu
sampai senja berakhir, sampai luka tak lagi ngalir
tetapi apakah artinya senja? Tak lain adalah waktu
berkesiur di tengah bakau dan buih ombak
hingga memutih sayapnya, mengeras dagunya
menantimu setelah lenyap segala kata
dan aku –tahukah kamu?—akulah gurita itu
senja dan waktu yang kausebut sebagai kepulanganmu
2001
WAN ANWAR
0 Comments