Bakaupi: Tembakau dan Kopi (Sesekali Teh Leci)
Niat mengajak menulis bersama dalam satu blog, akhirnya terwujud. Awalnya, saya cuma mengutarakan keinginan saja pada Tria Purtra Kurnia, kemudian melirik ke arah Azis Kurniawan yang sedang menyepi. Lalu, beberapa hari kemudian kami mengajak Na Lesmana. Dan akhirnya, di warung Mang Abdul 9 November 2013, sekitar pukul 22.00, nama untuk wadah menulis bersama ini dicetuskan. Bakaupi. Akronim dari dua hal yang kami sukai, sekaligus dua hal yang mempertemukan kami: tembakau dan kopi. Blog tempat kami bercerita pun segera dibuat; bakaupi.blogspot.com.
Mungkin, tempatnya kurang bagus, dan kualitas tulisannya pun masih belum sempurna. Tapi, di sanalah kami belajar bersama. Saling mengoreksi, memberi solusi, dan membuat catatan-catatan sederhana mengenai berbagai hal. Kontennya, sih, Sastra (puisi, cerpen, esai, resensi buku, buku baru, dll). Perjalanan (tempat-tempat yang kami kunjungi atau yang kamu kunjungi), Catatan (apa yang kami dan kamu pikirkan saat bersama tembakau dan kopi), Musik (event, album baru, dan lainnya), dan Film (ulasan; film baru, film lama).
Dan untuk saat ini, kami masih berusaha mengisi semua konten itu. Sebab, meskipun kami menulis mengenai hal yang tidak berarti, tapi barangkali akan menjadi berarti saat kamu membacanya, seperti slogan kami; segala yang tak berarti, sampai akhirnya dibaca.
Buat kamu yang hendak berkenalan, membaca tulisan-tulisan, atau pun yang ingin turut mengisi rumah kami ini, baik mengenai catatan perjalanan, atau apa saja yang mungkin mengganggu di pikiranmu, silakan langsung: upibaka@gmail.com. Follow juga twitternya: @bakaupi.
Dan rasanya ini sangat penting, mengingat semua penulis membutuhkan hal ini. Untuk saat ini, kami hanya memberikan wadah saja. Kami belum bisa memberikan honor, sebab kami pun sama seperti kamu; pencari honor. Hihi. Kami hanya bisa menyediakan secangkir kopi dan beberapa tembakau, saat kami dan kamu bertemu di suatu waktu. Selamat berkarya, semoga kita semua bahagia. :-)
0 Comments