#TantanganMenulis: Dear Lapoi
"Perbincangan" | Lokasi: Atap studio Dekade 2014 |
1. Tuliskan sesuatu tentang benda kesayanganmu.
Benda apa saja; entah boneka, bantal kesayangan, benda yang kamu anggap membawa keberuntungan, atau beda yang kerap ada bersamamu. Seandainya mereka bisa mendengar dan membaca, apa yang ingin kamu sampaikan?
Dear Lapoi,
Maaf ya, karena sudah membuatmu memutuskan mati. Maaf karena saya tidak tahu bila bateraimu itu berfungsi sebagai stabilizer sekaligus back up tenaga saat arus listrik sedang ganjen; naik-turun. Dan karena saya lepas bateraimu, maka arus listrik langsung menyentuh hardwaremu. Untuk itu, maafkan saya bila setelah kematianmu, saya langsung mencari pengganti.
Namanya Tuan Tampan, La. Dia adikmu. Dan seperti apa yang terjadi padamu saat aku memaksamu harus kerja rodi. Tuan Tampan juga mengalaminya. Ia juga melihat saat aku menangis akibat cerita fiksi yang aku buat sendiri. Ia melihat saat aku menari menirukan tarian-tarian dengan gaya sesukaku. Ia menyaksikan aku menangis karena film-film yang aku tonton, dan tentu saja ia tahu siapa lelaki yang sedang aku perhatikan sekarang. Sama, kan? Bedanya, kalau kamu pernah bertemu pacar saya, Tuan Tampan ini belum pernah bertemu pacar saya. Lha, gimana mau bertemu, pacar aja belum ada. Jadi, kamu jangan iri padanya dan doakan agar ia selalu sehat, walaupun beberapa keyboardnya tidak berpungsi. Sebab beberapa keyboardnya tidak berfungsi, sehingga aku harus meminta bantuan keyboard yang lain. Mungkin itu juga karena kesalahanku, aku salah menaruh kepala saat tertidur setelah mengerjakan tugas.
Selain itu, ada kawan baru juga, Cangkir kopi hadiah dari lomba membatik rokok di salah satu event rokok. Sebenarnya, juara pertama itu bukan mendapat cangkir, tapi kaos. Karena saya tidak membutuhkannya, jadi saya tukar dengan juara II. Selain lebih berguna untuk saya ngopi, cangkir ini juga menjadi teman tidur saya. Kadang saya membawanya bersama Kakak Tampan juga. Tapi, ia lebih sering saya tinggalkan. Takut pecah. Meskipun mungkin Tuan Tampan heran, sebab tiap kali saya tidur memeluk cangkir itu, saya pasti memimpikan orang yang harusnya memiliki cangkir itu Anehnya lagi, orang itu sering marah-marah. Dan ajaibnya, beberapa mimpi itu terjadi dalam kehidupan nyata. Saya juga heran, sekaligus takjub, kenapa bisa terhubung seperti itu. Macam ada tombol yang tersembunyi di cangkir itu dan terhubung pada orang yang memberikannya. Apa mestinya saya tidak menukar hadiah itu? Atau saya yang terlalu sensitif?
Oh ya, mungkin dalam waktu dekat ini, data-data yang ada di kamu akan saya ambil. Yah, tentu saja saya juga harus mengambil bagian dari dirimu. Selamat tidur panjang, ya.
Kecup 5 jari.
Tegan-mu.
0 Comments