Merry Christmas, Fellas
Hari ini aku menemukan orang yang membenci Natal sepertimu. Aku tidak paham kenapa ia membenci Natal. Dia juga tidak memberi alasannya. Yah, hampir sama denganmu saat pertama kali kutanya. Meskipun pada akhirnya aku tahu mengenai alasanmu membenci 25 Desember.
Apa kabar? Kamu baik-baik di sana, kan? Aku juga baik-baik saja. Setidaknya aku sudah tidak pernah memikirkan cara bunuh diri yang baik dan benar untuk menjadi bahan debat denganmu. Ha. Tidak usah menggerutu, aku tidak sedang mengajakmu berdebat soal itu.
Jadi, kemana kamu menghabiskan libur Natal tahun ini? Jangan-jangan kamu sedang mengingat, betapa bersemangatnya aku setiap menjelang Natal sementara kamu biasa-biasa saja? Ah, apa kamu masih tidak ingin merepotkan diri sendiri untuk hal-hal seperti ini? Karena bagimu, Natal bisa kamu rayakan setiap waktu dan tidak terkurung tanggal tertentu, bukan begitu?
Tapi, karena aku tahu rasanya sendirian di hari lebaran. Rasanya sedikit kesepian, dan banyak kesedihan. Jadi, jangan biarkan kamu sendirian di hari Natal ini, ya. Rayakan bersama teman atau rekan kerja, atau mereka yang sering kamu ajak ngobrol di pinggir jalan. Suguhi mereka bubur kacang, seperti biasa. Ah, kamu lebih paham soal berbagi. Meskipun kita sepaham soal tidak ada akhir yang bahagia, aku harap selama hidup ini masing-masing kita menjalaninya dengan bahagia. Bahagia saja.
Well, selamat Natal. Titip doa untuk kedamaian dan kebahagiaaan semesta.
0 Comments