#dirumahaja Mengolah Jamur Mireug
Kamis pagi, (23/4/2020) sudah diriuhkan suara ayam. Pagi lainnya pun begitu. Ayam-ayam peliharaan mamah itu semakin banyak saja menghuni halaman belakang rumah kami.
Di halaman belakang itulah, mamah dan bapa mengobrol sembari memetik jamur-jamur yang tumbuh di batang mangga yang sudah lama ditebang. Batang pohon itu sempat meneduhkan halaman depan rumah kami dan buahnya pun selalu membuat saya ketagihan. Tapi karena akarnya merusak pagar, akhirnya pohon itu ditebang.
"Jamur apa itu, mah?" Tanya saya sembari menghampiri mamah dan bapa.
"Jamur mireug," katanya.
Secara bergantian, mamah dan bapa bercerita mengenai jamur mireug. Katanya, duly di rumah mbah Pandeglang banyak sekali didapatkannya. Mamah juga tidak mau kalah, mamang kami pernah membawa pulang banyak sekali jamur mireug.
Jamur yang habitatnya di batang pohon yang hampir membusuk itu memiliki tudung yang kecil, sekilas tidak tampak bisa dimakan. Tapi rupanya bisa dimakan juga. Pengetahuan ini berguna untuk survival. Pikir saya.
Panci kecil di tangan mamah sudah hampir penuh terisi, bapa sudah pergi ke halaman depan sementara saya dan mamah beriringan masuk ke dapur. Mamah mencuci jamur itu hingga bersih untuk kemudian direndam.
Proses perendamannya memakan waktu setengah hari. Kata mamah, kalau akan dibuat olahan bacem, setelah setengah hari, jamur harus dicampur nasi dan bumbu bawang merah, garam, cabai merah dan penyedap rasa, lalu didiamkan lagi hingga tiba waktunya memasak di sore hari atau malam hari. Proses mendiamkannya ini tergantung tingkat keasaman yang ingin didapatkan dari si bacem. Jika terlalu lama, tentu akan sangat asam. Jadi, prakirakan saja kapan adonan itu akan dimasak.
Cara memasaknya sih mudah. Setelah dicampur nasi dan bumbu-bumbu itu, bungkus olahan itu dengan daun. Takaran perbungkusannya tergantung selera saja. Mau dua sendok lalu dibungkus, atau bahkan mau langsung dibungkua semua pun tak jadi soal. Setelah proses pembungkusan, jamur-jamur yang sudah dibacem itu masukan ke panci kukusan. Kukus hingga matang dan bacem siap dihabiskan.
Eiy, yang mamah olah ini mah saya yang menghabiskannya. Jangan sedih, ya. Hihi.
0 Comments