Muda Merdesa dalam Bayang-Bayang Chairil
Salam hangat semua
Berikut sapa-kata dari kami
Tentang Lab. s/d Kolektif Banten Girang
Bagi Banten Girang (BG), fase Laboratorium adalah masa meracik-olah, pada praktiknya kami coba mengait-kelindankan pertunjukan dengan situs cagar budaya, kerja advokasi kesejarahan, sampai melahirkan prototipe kelas riset dan pertunjukan, melakukan kerja sama riset dengan beberapa lembaga (swasta dan pemerintah) serta penyelenggaraan acara yang tak selalu dimulai dengan dana. Terhitung dari 2015-2021. Kami merasa masa tersebut hampir cukup membekali "diri" untuk melahirkan gerakan lanjutan.
Kini, BG akan masuk pada fase Kolektif, di mana kami akan mencoba dengan sadar, melakukan kerja-kerja kolaboratif dengan stakeholder Banten, bahkan dengan luar Banten dalam melahirkan gerakan; baik kesenian, ekonomi, pendidikan, dll. Bagi kami, memperluas resonansi pemikiran dengan berbagai bidang sangatlah penting.
Kami percaya, karya yang akan dihasilkan atau pun karya yang bisa dinikmati akan selalu bertemu dengan karya-karya yang lain, bahkan mungkin saja akan bertemu karya yang lebih luas jangkauannya, yg tidak selalu berwujud media (pertunjukan, sastra, film, dll) bahkan ia tidak harus sesuatu yang selesai, tapi ia mungkin hanya sebatas pemantik atau rancangan yang entah kapan bisa diwujudkan. Demi perubahan Banten di masa yang akan datang, siapapun, tak terkecuali kami, akan berusaha menjadi kawan dalam menyusun kebaikan.
**
Pengantar Kencan Tanggal 27 Sore
Kali ini kami akan menyisir gerakan pemuda di Banten, khususnya yang telah dilakukan Haji Rocker Foundation dan Karang Taruna Prov. Banten.
Sependek pengetahuan kami, Haji Rocker Foundation (HRF) telah lama bergerak secara swadaya dan penuh cinta dalam mendorong anak-anak muda yang kreatif, misalnya Asep Mulya Hidayat (Founder HRF) kerap terlibat bersama anak-anak muda, seperti anak-anak muda pecinta bola, seni, mendukung gerakan kerelawanan, dan segudang kebaikan yang telah dilakukan demi perbaikan Banten. Di lain sisi, Karang Taruna Prov. Banten juga melakukan hal yang sama bahkan mungkin jauh lebih masif karena ditopang oleh struktur pemerintahan yang aktif, bahkan baru-baru ini mereka menghimpun orang-orang inspiratif dalam acara yang mereka sebut Karpod's (Karang Taruna Podcast).
Sekait-kelindan dengan tanggal 27 April, yakni sehari sebelum Hari Puisi Nasional, yang juga bertepatan dengan meninggalnya Chairil Anwar 28 April. Chairil dikatakan sebagai pemegang tonggak angkatan 45 puisi modern Indonesia_dan mungkin namanya selalu disebut sepanjang negara kita ada dan berjaya_kiranya kita mesti berkaca padanya, setidaknya pada dua hal penting: pertama, ia muda dan memiliki karya (kebetulan meninggal di usia muda, kata kuncinya ia muda); kedua, meninggalkan arsip bergerak (bukan hanya puisi) yang selalu layak dipelajari berulang kali, terutama dalam hal penciptaan karya yang inspiratif dan mempengaruhi banyak orang.
Lantas pertanyaannya, gerakan pemuda Banten akan berlanjut ke arah mana? Apakah ia hanya sebatas ada (karena demi menjalankan Program Kerja semata) atau dengan kata lain selalu mereplika gerakan pemuda lainnya demi mengikuti tren netizen tanpa menilik lebih dalam "gen permasalahan" yang nyata-nyata problematik dan permasalahannya terus hadir di lingkungan anak-anak muda? Lebih jauh lagi, dari data Badan Pusat Statistik tahun 2021, Provinsi Banten masuk pada provinsi yang tidak bahagia. Katagorisasi tersebut mengacu pada tiga dimensi ukur dalam Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) yang dilakukan selama tiga tahunan: kepuasan hidup, perasaan, dan makna hidup.
Dan lalu, platform apa yang harus disiapkan Banten ketika akan menghadapi bonus demografi di tahun 2030? Dengan kata lain bonus demografi bila hanya dianggap isu belaka dan biasa saja, bahkan cenderung diabaikan. Pendeknya, tanpa pengelolaan yang baik, bukan tidak menutup kemungkinan bila bonus tersebut akan melahirkan tren geng-geng motor jahanam-kriminil selain itu istilah Klitih Jogja mungkin akan mudah kita temukan beberapa tahun ke depan di Banten.
Muda Merdesa: Dalam Bayang-bayang Chairil adalah upaya membuka pembicaraan ringan seputar anak-anak muda Banten sambil ngabuburit dengan ditemani pembacaan puisi, pemutaran film, live drawing, performance art dan Panggung Terbuka bagi siapa saja yang ingin melepas kepenatannya atas utang yang belum lunas, nganggur cukup lama, tugas kuliah yang semakin numpuk, atau iseng-iseng buang sial dari status jomblo akut-menahun, atau meniatkan ngisi acara sambil cari gebetan juga bisa, atau mau nembak pasangannya sambil pentas juga boleh, pokoknya sing penting bahagia dan tetap berbahaya bagi siapapun yang mencurangi kehidupan berbangsa dan bernegara! Acara ini akan digelar di Padepokan Kupi, Kaloran, Kota Serang.
Salam hangat
Kolektif Banten Girang
0 Comments