Sarapan Bubur Sop Khas Labuan
Selamat pagi, genks. Bosan dengan menu sarapan yang itu-itu saja? Sarapan bubur sop aja! Makanan khas Labuan, Pandeglang. Namanya memang bukan khas dari Provinsi Banten, genks. Karena jika menilik sejarahnya, bubur sop juga merupakan salah satu kuliner warisan Kesultanan Deli. Di masa Kesultanan Deli yang dipimpin oleh Tuanku Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alam Syah tahun 1909, makanan yang dinamai bubur sop ini disajikan saat berbuka puasa secara gratis, genks.
Bahan dasar yang dipakai dalam bubur sop khas Kesultanan Deli itu terdiri dari beras, daging sapi, dan sayuran seperti wortel, kentang yang ditambahi rempah-rempah sebagai bumbunya. Bubur sop ini dimasak menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu. Karena itu aromanya menjadi semakin khas, genks. Selain bubur sop, ada juga menu berbuka bubur pedas. Bedanya, bubur pedas biasanya disantap dengan anyang atau sayur pakis dan tauge yang diolah dengan bumbu cabai, udang kering, kelapa kukur goreng dan asam jeruk. Namun, sejak tahun 1960, bubur pedas ini tidak lagi disajikan di bulan Ramadan. Karena bahan-bahan pembuatannya semakin sulit didapatkan.
Nah, karena bubur sop yang itu kan jauh banget, kita melipir saja ke Labuan, genks! Kita akan mencicipi bubur sop khas Labuan yang tidak kalah pelem (enak). Cita rasanya berbeda dengan bubur sop khas Kesultanan Deli yang saat ini masuk ke dalam wilayah administrasi Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara itu. Jika bubur sop khas Kesultanan Deli memakai kuah daging sapi, bubur sop khas Labuan ini menggunakan suwiran ikan pindang plus kuah pindangnya. Selain itu, bubur sop khas Labuan ini juga memiliki dua versi. Ada yang bubur sop kental dan bubur sop cair, genks. Namun keduanya sama-sama terdapat sayuran seperti kol, wortel, dan lain-lain. Dan cara penyajian setiap pedagang berbeda, genks. Ada yang menambahkan kerang juga, maupun bahan lainnya tergantung pedagangnya.
Di Labuan, kita bisa menemukan makanan ini di sekitar wilayah Jaha, Kampung Sawah, Kampung Masjid, Pangeuseupan, Caringin, Cigondang dan Carita (eits, di sekitar kampungnya ya, bukan di pesisir pantainya).
Kalau kamu lagi mager (malas gerak), kamu bisa membuatnya sendiri, kok. Bahan utamanya hanya 1/2 liter beras/ 1 mangkuk nasi matang, 2 buah wortel, 100 gram kol putih, 100 gram buncis, 1 liter air, air pindang secukupnya, 2 siung bawang putih, 3 siung bawang merah, 1 sendok makan bawang goreng, 1/2 sendok teh lada bubuk, 1 sachet kaldu ayam bubuk, tomat, gula dan garam secukupnya. Sementara untuk bahan pelengkap atau topingnya yaitu kuah kaldu pindang tongkol, suwiran ikan tongkol goreng, terasi yang digoreng dengan irisan bawang merah, pilus cikur, sambal rawit, daun bawang, daun seledri, tomat, dan touge.
Cara pembuatannya gampil sekali, genks. Pertama, didihkan air, masukan beras dan sayuran yang telah dipotong-potong dan dicuci bersih. Masak kedua bahan itu sambil diaduk hingga nasi menjadi bubur dan sayuran matang. Tambahkan kuah pindang, lada, gula, garam dan kaldu bubuk. Kuah pindang di sini berfungsi sebagai penyedap bubur sop, ya. Setelah itu, masukan daun bawang, seledri dan potongan tomat. Aduk hingga semua bahan tercampur dan matang, lalu matikan api.
Nah, setelah matang, tuangkan ke mangkuk. Tambahkan toping mulai dari daun bawang, terasi yang dicampur bawang goreng, dan terakhir siram dengan kuah pindang sebagai kaldunya. Selain itu, kamu juga bisa menambahkan toping lainnya seperti pilus, kerupuk, touge, gorengan dan lainnya.
Pindang ikan tongkolnya beli atau buat sendiri? Kalau mau praktis ya beli, genks. Tapi pastikan dapat air pindangnya yang banyak, ya. Hehe. Kalau kamu ingin menambah skill membuat pindang, kamu juga bisa buat sendiri pindang tongkolnya. Atau mau langsung mencicipi bubur sop di Labuan dan sekitarnya atau sekalian liburan di Carita, silakan...
0 Comments