Hari Masyarakat Adat Internasional: Merayakan Warisan Budaya dan Perlindungan Hak
Genks! Tanggal 9 Agustus rutin diperingati sebagai Hari Masyarakat Adat Internasional atau International Day of the World's Indigenous Peoples. Peringatan ini dideklarasikan oleh PBB untuk menghormati dan melestarikan adat turun temurun di seluruh dunia. Berikut adalah sejarah dan makna dari peringatan penting ini.
Sejarah Hari Masyarakat Adat Internasional
Penggagasan Hari Masyarakat Adat Internasional berawal dari seminar tentang pengaruh rasisme dan diskriminasi rasial dalam konteks ekonomi dan sosial antara masyarakat adat dan negara di Jenewa pada Januari 1989 oleh PBB. Kesimpulan dari seminar tersebut menunjukkan bahwa marginalisasi terhadap masyarakat adat tetap berlangsung meskipun terdapat pejabat pemerintahan yang berasal dari orang suku dan ras itu sendiri.
Hasil seminar ini lantas ditindaklanjuti Majelis Umum PBB dengan mengeluarkan resolusi No. 45/164 pada 18 Desember 1990. Resolusi tersebut mengakui dibutuhkannya suatu pendekatan baru dalam masalah masyarakat adat.
Tak sampai di situ, PBB kemudian menggelar konferensi tentang Lingkungan Hidup dan Pembangunan yang diadakan di Rio de Janeiro pada Juni 1992. Konferensi ini menghasilkan sebuah perkembangan baru bagi masyarakat adat. Pada konferensi yang dikenal dengan sebutan Pertemuan Bumi ini diakui bahwa masyarakat adat memiliki peran penting dalam pengelolaan lingkungan dan pembangunan. Utamanya berdasarkan ilmu yang dimiliki dan praktik-praktik tradisional yang mereka miliki.
Hasil dari konferensi tersebut adalah Agenda 21. Di mana pada pasal 26 paragraf 1 sampai paragraf 9 dari Agenda 21 itu menekankan pentingnya pengakuan terhadap hak-hak masyarakat adat dalam pembangunan.
Pembahasan tentang masyarakat adat masih digaungkan oleh PBB hingga Konferensi Dunia mengenai Hak Asasi Manusia pada tahun 1993. Pada konferensi ini, PBB mencetuskan resolusi No. 48/163 yang menetapkan tahun 1993 sebagai Tahun Masyarakat Adat. Sementara tahun 1994-2004 sebagai dekade Internasional Masyarakat Adat Sedunia. Tujuan dari diproklamirkannya dekade ini adalah untuk memperkuat kerja sama internasional dalam rangka penyelesaian masalah yang dihadapi oleh masyarakat adat di bidang HAM, lingkungan hidup, pembangunan, pendidikan, dan kesehatan.
Kemudian dalam resolusi 49/214 pada 23 Desember 1994, Majelis Umum PBB menetapkan bahwa 9 Agustus merupakan Hari Internasional Masyarakat Adat. Peristiwa ini digunakan oleh PBB untuk memberikan perhatian terhadap masalah-masalah masyarakat adat.
Makna Hari Masyarakat Adat Internasional
Hari Masyarakat Adat Internasional dicetuskan dari latar belakang permasalahan pelanggaran hak-hak masyarakat adat yang terjadi secara terus-menerus. Diperkirakan ada 476 juta masyarakat adat di dunia yang tinggal di 90 negara. Jumlah mereka kurang dari 5 persen dari populasi dunia, tetapi merupakan 15 persen dari yang termiskin. Mereka berbicara dengan mayoritas dari sekitar 7.000 bahasa di dunia dan mewakili 5.000 budaya yang berbeda.
Masyarakat adat merupakan pewaris dan praktisi budaya unik. Mereka mempertahankan karakteristik sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda dari masyarakat dominan di mana mereka tinggal. Terlepas dari perbedaan budaya, masyarakat adat dari seluruh dunia berbagi masalah yang sama terkait dengan perlindungan hak-hak mereka sebagai masyarakat yang berbeda. Sepanjang sejarah, hak-hak mereka telah dilanggar. Sehingga adanya peringatan Hari Masyarakat Adat ini dicetuskan untuk meningkatkan kesadaran akan kebutuhan kelompok ini.
Melindungi Hak-Hak Masyarakat Adat dalam Isolasi Sukarela dan Kontak Awal
Dilansir dari un.org, sekitar 200 kelompok masyarakat adat saat ini hidup dalam isolasi sukarela dan kontak awal. Mereka tinggal di hutan terpencil yang kaya akan sumber daya alam di Bolivia, Brasil, Kolombia, Ekuador, India, Papua Nugini, Peru, dan Venezuela. Mereka memilih untuk hidup terpisah dari dunia luar dan pola mobilitas mereka memungkinkan mereka untuk terlibat dalam kegiatan meramu dan berburu, sehingga melestarikan budaya dan bahasa mereka. Masyarakat ini sangat bergantung pada lingkungan ekologis mereka. Setiap perubahan pada habitat alami mereka dapat membahayakan kelangsungan hidup anggota individu dan kelompok secara keseluruhan.
Meskipun mereka memiliki hak otonomi sebagaimana tercantum dalam Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Masyarakat Adat, masyarakat adat dalam isolasi sukarela dan kontak awal menghadapi tantangan unik yang sering kali diabaikan oleh dunia sekitar. Pembangunan pertanian, pertambangan, pariwisata, dan sumber daya alam di wilayah mereka mengakibatkan penggundulan hutan di sebagian besar hutan masyarakat adat, mengganggu cara hidup mereka, dan menghancurkan lingkungan alam yang telah mereka lindungi selama beberapa generasi.
Bagi masyarakat adat yang hidup dalam isolasi sukarela dan kontak awal, salah satu ancaman paling serius dari kontak eksternal adalah paparan penyakit. Karena isolasi mereka, mereka tidak memiliki pertahanan imunologis terhadap penyakit yang relatif umum. Dengan demikian, kontak paksa dengan dunia luar dapat mengakibatkan konsekuensi yang menghancurkan, dan dapat menghancurkan seluruh masyarakat.
Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia 2024 ini berfokus pada Protecting the Rights of Indigenous Peoples in Voluntary Isolation and Initial Contact atau 'Melindungi Hak-Hak Masyarakat Adat dalam Isolasi Sukarela dan Kontak Awal'. Masyarakat adat dalam isolasi sukarela dan kontak awal adalah pelindung hutan terbaik. Jika hak kolektif mereka atas tanah dan wilayah dilindungi, hutan akan tumbuh subur, bersama masyarakat mereka. Dan kelangsungan hidup mereka tidak hanya penting untuk melindungi planet kita, tetapi juga penting untuk melindungi keragaman budaya dan bahasa. Di dunia yang sangat terhubung saat ini, keberadaan masyarakat adat dalam isolasi sukarela dan kontak awal merupakan bukti kekayaan dan kompleksitas jalinan kemanusiaan, dan akan menjadi kerugian besar bagi dunia kita jika mereka tidak ada lagi.
Pentingnya Kesadaran Global
Diperkirakan ada 476 juta masyarakat adat di dunia yang tinggal di 90 negara. Mereka merupakan kurang dari 6 persen dari populasi dunia, tetapi merupakan sedikitnya 15 persen dari masyarakat termiskin. Mereka berbicara dalam sebagian besar dari sekitar 7.000 bahasa di dunia dan mewakili 5.000 budaya yang berbeda. Masyarakat adat adalah pewaris dan pelaku budaya dan cara unik dalam berhubungan dengan manusia dan lingkungan. Mereka telah mempertahankan karakteristik sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berbeda dari masyarakat dominan tempat mereka tinggal. Meskipun memiliki perbedaan budaya, masyarakat adat dari seluruh dunia memiliki masalah yang sama terkait dengan perlindungan hak-hak mereka sebagai masyarakat yang berbeda.
Masyarakat adat telah berupaya mendapatkan pengakuan atas identitas, cara hidup, dan hak mereka atas tanah, wilayah, dan sumber daya alam tradisional selama bertahun-tahun. Namun, sepanjang sejarah, hak-hak mereka telah dilanggar. Masyarakat adat saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu kelompok masyarakat yang paling tidak beruntung dan rentan di dunia. Masyarakat internasional kini menyadari bahwa diperlukan tindakan khusus untuk melindungi hak-hak mereka dan mempertahankan budaya serta cara hidup mereka yang khas.
Untuk meningkatkan kepedulian terhadap kebutuhan kelompok populasi ini, setiap tanggal 9 Agustus diperingati Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia, yang dipilih sebagai pengakuan terhadap pertemuan pertama Kelompok Kerja PBB tentang Populasi Adat yang diadakan di Jenewa pada tahun 1982.
Hari Masyarakat Adat Internasional diperingati untuk mengenang dan menghormati warisan budaya serta perjuangan masyarakat adat di seluruh dunia. Dengan memahami sejarah dan makna dari peringatan ini, kita dapat lebih menghargai dan melindungi hak-hak mereka, serta melestarikan kekayaan budaya yang mereka miliki. Mari bersama-sama mendukung masyarakat adat untuk dunia yang lebih adil dan berkelanjutan. Selamat Hari Masyarakat Adat Internasional, Genks!
0 Comments