Hari Terusan Suez: Sejarah Panjang dan Dampaknya Bagi Dunia

 

Hari Terusan Suez diperingati setiap tanggal 17 November sebagai salah satu tonggak sejarah penting dalam dunia maritim. Terusan ini tidak hanya menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, tetapi juga menghubungkan berbagai peradaban dan memainkan peran strategis dalam perdagangan internasional. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang sejarah panjang Terusan Suez, mulai dari ide awal, penggalian, hingga peristiwa penting yang membentuk sejarahnya.

Awal Mula Terusan Suez: Gagasan dari Firaun hingga Penggalian Modern

Sejarah Terusan Suez bisa ditelusuri jauh ke masa Firaun Mesir, Senausert III, yang menjadi orang pertama yang mengemukakan ide untuk menghubungkan Laut Merah dan Laut Mediterania. Ide ini bertujuan untuk memajukan perdagangan dan memfasilitasi komunikasi antara Timur dan Barat. Pada awalnya, kanal ini direncanakan melalui Sungai Nil dan cabang-cabangnya, yang kemudian menghubungkan Danau Pahit dengan Laut Merah. Namun, gagasan ini tidak sepenuhnya terwujud pada masa itu.

Pada tahun 610 SM, penggalian ulang kanal dilakukan oleh Necho II. Namun, usahanya hanya berhasil menghubungkan Danau Pahit dengan Sungai Nil, tanpa berhasil menghubungkannya dengan Laut Merah. Kemudian, pada tahun 510 SM, Darius I juga berusaha untuk memperbaiki kanal tersebut, tetapi seperti pendahulunya, ia gagal menghubungkannya ke Laut Merah secara menyeluruh.

Baru pada masa pemerintahan Ptolemeus II, pada tahun 285 SM, kanal ini berhasil dikembangkan lebih lanjut sehingga dapat dilayari sepenuhnya. Namun, berbagai kekaisaran yang datang setelahnya, seperti Romawi dan Bizantium, mengabaikan kanal ini, menyebabkan kanal tertutup oleh pasir. Hingga pada tahun 641 M, Amr Ibn El-A'as membuka kembali kanal ini untuk navigasi dan menamainya Terusan Amir El-Mo'menin.

Terusan Suez: Dari Konsesi hingga Peresmian

Sejarah modern Terusan Suez dimulai dengan konsesi pertama yang dikeluarkan pada tanggal 30 November 1854 kepada Ferdinand de Lesseps. Konsesi ini memberikan hak kepada de Lesseps untuk mendirikan perusahaan yang bertanggung jawab atas penggalian Terusan Suez. Penggalian terusan dimulai pada 25 April 1859, meskipun menghadapi banyak tantangan, termasuk penentangan dari Inggris dan Kekaisaran Ottoman.

Penggalian selesai pada 18 Agustus 1869, dan peresmian resmi dilakukan pada 17 November 1869 dengan sebuah upacara megah yang dihadiri oleh banyak tokoh penting dari seluruh dunia, termasuk Permaisuri Eugenie dari Prancis, Kaisar Austria, dan Raja Hongaria. Terusan ini merupakan hasil karya Ferdinand de Lesseps, mantan konsul Prancis untuk Kairo, yang pada tahun 1854 mendapatkan kesepakatan dengan gubernur Ottoman Mesir untuk membangun kanal sepanjang 100 mil yang melintasi Tanah Genting Suez. Peresmian ini menandai dimulainya era baru dalam dunia perdagangan dan navigasi internasional. 

Nasionalisasi Terusan Suez: Hak-Hak yang Dipulihkan

Pada tanggal 6 Juli 1956, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser mendeklarasikan nasionalisasi Terusan Suez. Keputusan ini merupakan langkah penting dalam memulihkan hak-hak Mesir atas terusan tersebut, yang sebelumnya dikendalikan oleh pihak asing. Nasionalisasi ini juga merupakan respons langsung terhadap penolakan negara-negara besar dan Bank Dunia untuk mendanai pembangunan Bendungan Tinggi Aswan.

Keputusan nasionalisasi ini menegaskan kedaulatan Mesir atas seluruh wilayah nasionalnya dan menjadi simbol penting dalam perjuangan kemerdekaan Mesir. Mesir berhasil membayar semua kompensasi yang diperlukan kepada pemegang saham asing, dan Terusan Suez kembali sepenuhnya ke tangan bangsa Mesir.

Dampak Terusan Suez Bagi Dunia

Sejak diresmikan, Terusan Suez telah memainkan peran penting dalam perdagangan global. Terusan ini memungkinkan kapal-kapal dari seluruh dunia untuk melewati jalur yang lebih pendek antara Eropa dan Asia, mengurangi waktu perjalanan dan biaya pengiriman. Terusan ini juga menjadi jalur strategis dalam berbagai konflik internasional, termasuk krisis Suez pada tahun 1956 dan perang Arab-Israel pada tahun 1967.

Setelah penutupan sementara pada tahun 1967 akibat perang, Terusan Suez dibuka kembali pada bulan Juni 1975, dan sejak itu terus beroperasi sebagai salah satu jalur pelayaran paling vital di dunia.

Kesimpulan

Hari Terusan Suez bukan hanya sekadar perayaan sejarah panjang sebuah kanal, tetapi juga peringatan akan pentingnya kedaulatan dan hak-hak suatu bangsa. Dari gagasan awal Firaun Senausert III hingga nasionalisasi oleh Presiden Nasser, Terusan Suez telah melalui berbagai tantangan dan perubahan besar yang membuatnya menjadi salah satu keajaiban dunia modern. Sebagai urat nadi perdagangan internasional, Terusan Suez akan terus memainkan peran penting dalam menghubungkan berbagai belahan dunia.


You Might Also Like

0 Comments